Apa Saja Brand Strategy?
Brand strategy adalah rencana strategis yang dibuat untuk mencapai tujuan jangka panjang terkait pengembangan dan pertumbuhan sebuah brand. Sebuah brand yang sukses membutuhkan strategi yang matang, yang mencakup berbagai elemen mulai dari penentuan posisi, identitas, hingga pengalaman konsumen. Berikut adalah beberapa elemen utama dalam brand strategy yang dapat membantu brand tumbuh dan berkembang di pasar yang kompetitif.
Baca juga: Elemen dan Aspek Branding: Membangun Identitas Merek yang Kuat

Apa Saja Brand Strategy?
1. Brand Positioning
Brand positioning adalah langkah penting dalam menentukan bagaimana brand ingin dikenal oleh audiens dan dibedakan dari para kompetitor. Dalam strategi ini, perusahaan harus fokus pada bagaimana mereka bisa menyampaikan keunikan yang dimiliki produk atau layanan mereka dibandingkan dengan kompetitor. Positioning yang kuat dapat membantu brand tetap relevan di mata konsumen dan memenangkan persaingan di pasar.
Penentuan brand positioning melibatkan beberapa aspek, seperti audiens target, penawaran unik, dan analisis kompetitor. Misalnya, dalam menentukan target audiens, perusahaan harus memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan. Kemudian, dengan Unique Selling Proposition (USP), perusahaan menonjolkan fitur atau nilai unik yang hanya ditawarkan oleh brand mereka. Positioning yang efektif membantu brand tetap berhubungan dengan konsumen dan mengisi kekosongan yang mungkin tidak dipenuhi oleh kompetitor.
Sebagai contoh, Apple dengan produk iPhone-nya memposisikan diri sebagai brand premium dengan desain elegan dan teknologi inovatif. Dengan fokus pada kemudahan penggunaan, kualitas, dan estetika, Apple mampu menciptakan positioning yang kuat dan diakui oleh pasar global. Brand positioning yang kuat membantu Apple mempertahankan loyalitas konsumennya dan menghindari kompetisi harga rendah.
2. Brand Identity
Brand identity adalah keseluruhan elemen visual dan verbal yang menciptakan citra brand di mata audiens. Ini mencakup logo, warna, tipografi, slogan, serta cara komunikasi brand. Identitas brand yang konsisten dan mencerminkan nilai-nilai brand dapat membantu audiens mengenali dan mengingat brand dengan mudah. Elemen-elemen ini harus dipertahankan di semua platform dan media, baik digital maupun fisik, untuk menjaga kesan yang kuat dan mudah dikenali.
Setiap aspek dari brand identity dirancang dengan tujuan menciptakan pengalaman emosional yang mendalam bagi audiens. Logo, misalnya, berfungsi sebagai simbol yang bisa langsung dikenali, seperti logo Nike dengan “Swoosh” yang sederhana namun penuh makna. Warna dan tipografi juga mempengaruhi bagaimana brand dipersepsikan, seperti penggunaan warna merah pada logo Coca-Cola yang menciptakan kesan semangat dan energi.
Selain itu, slogan atau tagline adalah bagian penting dari identitas brand. Misalnya, slogan “Just Do It” dari Nike berhasil menciptakan hubungan emosional yang mendalam dengan audiens, karena menekankan semangat dan keberanian untuk mencapai tujuan. Identitas yang kuat membuat brand lebih mudah diingat dan membantu menciptakan kesan yang konsisten di berbagai titik kontak dengan konsumen.
3. Brand Messaging
Brand messaging adalah inti dari komunikasi brand kepada konsumen. Pesan yang disampaikan brand harus konsisten dengan nilai, visi, dan misi perusahaan. Ini adalah narasi yang menciptakan hubungan emosional antara brand dan audiens. Setiap pesan yang dikomunikasikan, baik melalui iklan, media sosial, maupun situs web, harus mencerminkan identitas dan posisi brand secara jelas dan konsisten.
Pesan brand juga harus relevan dan sesuai dengan kebutuhan audiens. Pesan yang efektif adalah pesan yang berbicara langsung kepada audiens, memberikan solusi atas masalah yang mereka hadapi, atau mencerminkan aspirasi mereka. Misalnya, dalam kasus kampanye Dove, brand ini menyampaikan pesan tentang kecantikan yang alami dan inklusif, yang mampu menggugah emosi konsumen dan membangun hubungan yang lebih dalam.
Selain itu, tone of voice yang digunakan juga berpengaruh besar terhadap persepsi brand. Apakah brand ingin terdengar formal, santai, atau inspiratif, semua harus sesuai dengan identitas yang ingin dibangun. Dengan brand messaging yang tepat, konsumen akan lebih mudah memahami dan merasakan keterhubungan dengan brand, sehingga lebih mungkin untuk menjadi pelanggan setia.
4. Brand Experience
Brand experience mencakup segala interaksi konsumen dengan brand di berbagai platform dan media. Pengalaman ini bisa terjadi di toko fisik, situs web, aplikasi, atau media sosial. Pengalaman konsumen dengan brand harus konsisten dan menyenangkan di setiap titik interaksi, sehingga menciptakan kesan positif dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Semakin baik pengalaman yang diberikan oleh brand, semakin besar kemungkinan konsumen akan kembali dan merekomendasikan brand kepada orang lain.
Pengalaman brand juga dapat ditingkatkan melalui desain user experience (UX) yang baik, seperti desain situs web yang intuitif dan mudah digunakan. Sebagai contoh, Amazon dikenal dengan pengalaman belanja online yang sangat efisien, mulai dari pencarian produk hingga proses checkout yang cepat dan aman. Hal ini membuat konsumen merasa nyaman dan termotivasi untuk melakukan pembelian berulang kali.
Selain itu, aspek seperti layanan pelanggan yang ramah, responsif, dan mudah diakses juga menjadi bagian penting dari brand experience. Ketika konsumen merasa dihargai dan mendapatkan dukungan yang cepat dari brand, mereka cenderung mengembangkan hubungan yang lebih kuat dengan brand tersebut. Konsistensi dalam memberikan pengalaman yang positif dapat menciptakan loyalitas yang berkelanjutan.
5. Brand Awareness
Brand awareness mengacu pada sejauh mana konsumen mengenali dan mengingat brand Anda. Membangun brand awareness adalah langkah penting untuk menarik perhatian konsumen dan menciptakan kesadaran yang lebih luas di pasar. Brand awareness yang tinggi memungkinkan brand untuk menjadi pilihan utama di benak konsumen saat mereka mencari produk atau layanan tertentu. Ini bisa dicapai melalui kampanye pemasaran yang kreatif dan terencana dengan baik.
Salah satu cara efektif untuk meningkatkan brand awareness adalah melalui penggunaan media sosial. Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok menawarkan kesempatan untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui konten kreatif dan interaktif. Misalnya, brand seperti Red Bull sering menggunakan sponsorship acara olahraga ekstrem untuk meningkatkan visibilitas dan keterlibatan dengan audiens muda.
Selain itu, brand awareness juga bisa dibangun melalui konten marketing yang konsisten. Misalnya, blog atau video yang memberikan informasi bermanfaat kepada audiens dapat membantu brand meningkatkan kredibilitas dan menarik perhatian lebih banyak orang. Dengan strategi brand awareness yang baik, brand bisa menciptakan pengenalan yang lebih luas dan menjadi top of mind di antara konsumen.
6. Brand Loyalty
Brand loyalty adalah tingkat kesetiaan konsumen terhadap sebuah brand dalam sebuah Brand Strategy. Konsumen yang loyal cenderung melakukan pembelian berulang kali, bahkan saat ada opsi lain yang lebih murah atau lebih mudah diakses. Membangun loyalitas brand adalah bagian penting dari strategi jangka panjang, karena pelanggan setia tidak hanya memberikan pendapatan berkelanjutan, tetapi juga berperan sebagai duta brand yang merekomendasikan produk kepada orang lain.
Menciptakan brand loyalty dapat dilakukan melalui program loyalitas, seperti sistem poin atau rewards yang memberikan insentif kepada pelanggan setia. Sebagai contoh, Starbucks berhasil membangun komunitas pelanggan yang loyal dengan program Starbucks Rewards, di mana pelanggan bisa mendapatkan poin untuk setiap pembelian dan menukarkannya dengan produk gratis.
Selain itu, menjaga kualitas produk dan layanan yang konsisten juga penting untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Ketika konsumen merasa puas dengan produk dan mendapatkan pengalaman yang baik, mereka akan lebih cenderung kembali dan menjadi pelanggan setia. Strategi ini membantu brand menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen dan mempertahankan posisi di pasar.
7. Brand Extension
Brand extension adalah strategi untuk memperluas lini produk atau layanan di luar kategori utama brand tanpa harus membangun brand baru. Ini adalah cara yang efektif untuk memperluas jangkauan brand dan menawarkan produk baru kepada audiens yang sudah ada, serta menarik konsumen baru. Namun, brand extension harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak citra brand utama atau menciptakan kebingungan di pasar.
Contoh brand extension yang sukses adalah Virgin Group, yang awalnya dikenal sebagai label rekaman musik, kemudian berhasil memperluas bisnisnya ke berbagai industri lain seperti penerbangan, kereta api, hingga layanan keuangan. Kesuksesan Virgin terletak pada kemampuannya mempertahankan citra brand yang konsisten sebagai perusahaan yang berani mengambil risiko dan menawarkan pengalaman yang menyenangkan kepada konsumen.
Namun, tidak semua brand extension berhasil dalam membangun Brand Strategy. Jika produk baru tidak sesuai dengan nilai atau identitas brand utama, hal ini bisa menyebabkan penurunan kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam strategi brand extension selaras dengan positioning dan identitas brand yang sudah ada.