Potensi Pertumbuhan Ekonomi dan Pemasaran di Berbagai Kota
Pertumbuhan ekonomi yang merata di berbagai kota Indonesia dari tahun 2022 ke 2023 membuka peluang besar bagi para pelaku industri, khususnya dalam sektor pemasaran dan periklanan. Salah satu sektor yang paling siap menangkap momentum ini adalah outdoor advertising atau iklan luar ruang. Dengan karakter kota yang semakin padat dan mobilitas masyarakat yang tinggi, billboard, videotron, signboard, dan media luar ruang lainnya kembali menjadi primadona sebagai sarana membangun awareness dan memperkuat pesan brand.
Jakarta: Pusat Periklanan Luar Ruang yang Tak Tergantikan
Sebagai kota dengan pertumbuhan ekonomi 10,40% dan nilai ekonomi tertinggi, Jakarta tetap menjadi pusat strategi pemasaran. Tingginya lalu lintas kendaraan dan padatnya kawasan bisnis membuat media luar ruang seperti billboard LED, megatron di perempatan strategis, dan iklan di jalan tol menjadi media yang efektif untuk menjangkau segmen premium dan pekerja urban. Brand yang ingin membangun citra nasional tetap perlu hadir secara masif di ruang publik Jakarta.

Bali & Balikpapan: Pertumbuhan Tinggi, Potensi Outdoor Besar
Bali mencatat pertumbuhan tertinggi kedua (11,82%) setelah Balikpapan (12,40%). Kedua kota ini menawarkan karakteristik unik untuk outdoor advertising:
- Bali sebagai destinasi wisata internasional menghadirkan peluang luar biasa untuk brand exposure melalui iklan di area bandara, pusat kuliner, kawasan beach club, dan hotel.
- Balikpapan, dengan geliat sektor energi dan infrastruktur, merupakan pasar yang cocok untuk iklan korporat dan B2B. Outdoor advertising di jalur-jalur utama kota, seperti road sign digital dan neon box di kawasan bisnis, sangat efektif menjangkau pengambil keputusan lokal.
Kota Besar Lain: Outdoor Advertising di Tengah Mobilitas dan Gaya Hidup Urban
- Surabaya (9,10%), Bandung (7,05%), dan Medan (8,26%) menunjukkan bahwa kota-kota besar di luar Jakarta terus berkembang pesat. Kehidupan urban dan kemacetan lalu lintas yang meningkat secara tidak langsung menciptakan audiens captive bagi media luar ruang.
- Bandung, sebagai kota kreatif, cocok untuk pendekatan visual storytelling dalam media luar ruang seperti mural art advertising atau LED aesthetic yang menyatu dengan lanskap kota.
Kota Berkembang: Kesempatan Meraih Pasar Sebelum Jenuh
Kota-kota seperti Pekanbaru (10,65%), Semarang (9,47%), dan Malang (9,72%) menampilkan kombinasi menarik antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan persaingan iklan luar ruang yang belum terlalu padat. Ini memberikan peluang besar untuk menjadi top of mind di wilayah tersebut.
- Di kota-kota ini, T-banner, spanduk, dan pylon sign di jalan utama bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kampanye lokal maupun nasional.
- Masyarakat yang mulai konsumtif dan terbuka terhadap produk baru bisa dijangkau lewat kampanye terintegrasi antara media digital dan media luar ruang.
Baca juga: Menentukan Segmentasi Pasar Melalui Keunikan Brand
Samarinda dan Kota Potensial Lainnya
Walau pertumbuhannya lebih rendah (7,13%), Samarinda tetap menunjukkan tren positif. Kota-kota seperti ini ideal untuk strategi branding jangka panjang melalui media luar ruang yang konsisten, terutama untuk brand FMCG, pendidikan, dan perbankan. Penempatan media di pusat kota, sekitar fasilitas publik, dan kawasan perdagangan menjadi kunci efektifitasnya.
Kesimpulan: Outdoor Advertising, Kunci Menangkap Peluang Ekonomi Baru
Data pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa potensi konsumen di kota-kota Indonesia tidak lagi hanya terpusat di Jakarta. Ini menjadi momentum emas bagi pelaku industri media luar ruang untuk memperluas jangkauan dan membangun jaringan lebih luas.
- Outdoor advertising tidak hanya berfungsi sebagai media pengingat brand, tetapi kini menjadi alat komunikasi yang strategis untuk menjangkau masyarakat urban, menengah berkembang, hingga kelas atas yang mobile.
- Perusahaan yang dapat menyesuaikan pesan dan desain iklan dengan karakteristik kota dan audiens lokal akan mendapatkan hasil yang optimal.
Dengan perencanaan media yang cermat, pemanfaatan teknologi (seperti IoT dan pelaporan realtime), serta pemahaman yang kuat terhadap dinamika pertumbuhan kota, outdoor advertising bisa menjadi ujung tombak pemasaran efektif di Indonesia yang semakin terdesentralisasi secara ekonomi.