Desain Billboard Gagal Menarik Perhatian? Mungkin Kamu Melakukan 5 Kesalahan Ini
Pernahkah kamu melihat billboard di pinggir jalan yang terasa… membingungkan? Terlalu banyak tulisan, warna tabrakan, atau gambar yang membuat mata tidak tahu harus fokus ke mana?
Dalam dunia advertising luar ruang, desain bukan hanya soal estetika, tapi juga efektivitas komunikasi. Billboard hanya punya 3–5 detik untuk bicara. Kalau pesanmu gagal ditangkap dalam waktu sesingkat itu, maka iklanmu kemungkinan besar gagal total.
Agar kamu tak mengulangi kesalahan yang sama, yuk bahas 5 kesalahan umum dalam desain billboard dan bagaimana cara menghindarinya.
1. Menjejalkan Terlalu Banyak Teks
“Semua produk diskon 30% setiap hari Senin sampai Jumat hanya di Toko ABC, Jl. Merdeka No. 45A (sebelah Pom Bensin), buka dari jam 8 pagi sampai 9 malam.”
Kalimat di atas mungkin cocok untuk brosur. Tapi kalau dijadikan billboard?
Terlalu padat. Tidak terbaca. Tidak efektif.
Solusi: Batasi teks maksimal 7 kata. Fokus pada satu pesan utama.
Contoh yang efektif:
“Diskon 30% – Toko ABC Hari Ini!”
2. Desain Tulisan yang Sulit Dibaca
Font kecil, tipis, atau terlalu dekoratif memang kelihatan “fancy”… tapi bukan di billboard!
Ingat, pengendara tidak punya waktu membaca detail tipografi. Jika pesanmu tidak bisa terbaca dalam sekali lirik, maka billboardmu gagal.
Solusi:
- Gunakan font tebal dan jelas seperti Arial Bold atau Helvetica.
- Hindari warna yang tidak kontras (seperti abu-abu muda di atas putih).
- Pastikan ukuran font besar dan cukup ruang kosong di sekeliling teks.

3. Terlalu Banyak Elemen Visual
Logo sponsor, 3 produk sekaligus, background tekstur rumit, dan ornamen grafis lain bisa membuat billboard tampak seperti poster konser dadakan.
Masalahnya: Audiens bingung, mana yang harus dilihat dulu?
Solusi:
- Pilih satu gambar kuat.
- Gunakan layout minimalis.
- Fokus pada pesan utama yang ingin disampaikan.
Baca juga: Contoh Billboard Perbankan: Inspirasi Desain dan Copywriting yang Menarik Perhatian
4. Tidak Sesuai Konteks Lokasi
Pernah lihat billboard kecil yang diletakkan di jalan tol, tapi tulisannya kecil banget?
Atau sebaliknya—billboard besar di dekat trotoar tapi isinya cuma logo tanpa info?
Kesalahan ini sering terjadi karena desainer tidak memahami konteks lokasi billboard.
Solusi:
- Jalan tol / jalan cepat: Teks besar, desain sederhana, dan pesan singkat.
- Lampu merah: Boleh sedikit lebih informatif karena audiens berhenti.
- Trotoar / area pejalan kaki: Gunakan elemen interaktif seperti QR code, CTA, atau info kontak.
5. Tidak Ada Ajakan Tindakan (Call to Action)
Bayangkan billboardmu hanya menampilkan gambar orang tersenyum dan logo brand. Tanpa ajakan, tanpa arah.
Audiens mungkin paham siapa kamu, tapi… lalu apa?
Solusi: Tambahkan CTA yang tegas. Misalnya:
- “Kunjungi showroom kami hari ini.”
- “Scan QR untuk daftar.”
- “Cek promo di www.namatoko.com”
CTA membantu audiens tahu apa yang harus dilakukan setelah melihat iklanmu.
Penutup
Billboard adalah media komunikasi visual yang hanya punya waktu sekejap untuk bicara. Maka, hindari desain rumit yang membingungkan.
Pastikan billboardmu:
- Ringkas,
- Mudah dibaca,
- Fokus pada satu pesan,
- Kontekstual dengan lokasi,
- Dan memiliki ajakan yang jelas.
Dengan memahami lima kesalahan umum ini, kamu bisa membuat desain billboard yang tidak hanya indah dilihat, tapi juga berdampak dan menghasilkan tindakan nyata dari audiensmu.
